Senin, 28 Desember 2015

Tradisi Apitan / Sedekah Bumi




TRADISI APITAN DI DESA TELUK
KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

LAPORAN MINI RISET
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah : Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, MSI.
  
Disusun oleh:
                       Ifatus Sa’diah       (133511037)


FAKULTAS  SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Upacara Sedekah bumi merupakan sebuah ritual yang biasanya di lakukan oleh masyarakat jawa, sedekah bumi berarti menyedekahi bumi atau niat bersedekah untuk kesejahteraan bumi. Bersedekah adalah hal yang sangat di anjurkan, selain sebagai bentuk dari ucapan syukur atas segala nikmat yang telah di berikan Allah, bersedekah juga dapat menjauhkan diri dari sifat kikir dan dapat pula menjauhkan diri dari musibah.
Masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak sebagian besar masih peduli pada pelaksanaan upacara-upacara adat, mereka masih meyakini akan manfaat dari pelaksanaan upacara adat yang sudah terselenggara sejak zaman dahulu, sehingga mereka masih melestarikan upacara-upacara adat. Salah satu upacara adat yang masih dilestarikan adalah upacara adat Sedekah Bumi. Yang menarik untuk dikaji dari upacara adat Sedekah Bumi ini adalah terjadinya akulturasi budaya antara Islam dan budaya Jawa setempat.
B.       Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun batasan dalam penelitian ini adalah deskripsi upacara adat Sedekah Bumi yang meliputi prosesi pelaksanaan upacara, tujuan upacara, manfaat upacara, serta pihak-pihak yang terlibat dalam upacara. Sedangkan yang berkaitan dengan pembahasan atau analisis hanya mencakup mengenai tujuan, simbol dan makna upacara bagi masyarakat, dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Bertitik tolak dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti merumuskan permasalahan adalah Bagaimana bentuk dari pelaksanaan upacara sedekah bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak?
C.      Tujuan Penelitian
            Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a.   Untuk menjelaskan latar belakang pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak.
b.  Untuk mendeskripsikan bentuk pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak.
c.  Untuk mengungkap manfaat pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi menurut masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak.


BAB II
LANDASAN TEORI

Upacara Adat di Tanah Jawa
Pada dasarnya upacara merupakan permohonan dalam pemujaan atau pengabdian yang ditujukan kepada kekuasaan leluhur yang menguasai kehidupan manusia, sehingga keselamatan serta kesengsaraan manusia tergantung pada kekuasaan itu. Berbagai upacara yang dilakukan oleh masyarakat bertujuan mengadakan kontak langsung dengan para leluhur, roh-roh, dewa-dewa dan juga dengan Yang Maha Kuasa. Para penganut agama asli Indonesia percaya adanya aturan tetap, yang mengatasi segala kejadian di dunia yang dilakukan manusia.
Upacara tradisional adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan yang bersifat turun temurun, antara lain pandangan hidup, kepercayaan, kesenian, upacara yang semuanya dilakukan menurut adat atau aturan agama dan keyakinan yang dianut manusia pendukungnya. Upacara itu juga merupakan kegiatan sosial yang meliputi warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan bersama dan menjadi bagian integral dari kebudayaan masyarakat. Tradisi memperingati atau merayakan peristiwa penting dalam perjalanan hidup manusia dengan melaksanakan upacara merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat sekaligus manifestasi upaya manusia mendapatkan ketenangan rohani, yang masih kuat berakar sampai sekarang.

Upacara Sedekah Bumi sebagai salah satu upacara adat  di Jawa
Sedekah bumi atau Bersih desa adalah suatu ritual budaya  peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu. Dahulu pada masa Hindu ritual tersebut dinamakan sesaji bumi/ laut. Pada masa Islam, terutama masa Wali songo (500 tahun yang lalu) ritual budaya sesaji bumi tersebut tidak dihilangkan, malahan dipakai sebagai sarana untuk melestarikan /mensyiarkan ajaran Allah yaitu ajaran tentang Iman dan Takwa atau didalam bahasa jawa diistilahkan eling lan waspodo yang artinya tidak mempersekutukan Allah dan selalu tunduk dan patuh mengerjakan perintah dan menjauhi larangan AIIah. Untuk mensyiarkan dan melestarikan ajaran Iman dan Takwa, maka para Wali menumpang ritual budaya sesaji bumi/laut yang dulunya untuk alam diubah namanya menjadi sedekah bumi yang diberikan kepada manusia khususnya anak yatim dan fakir miskin tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan.
Ritual sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat jawa ini merupakan salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan. Selain itu, Sedekah bumi dalam tradisi masyarakat jawa juga merupakan salah satu bentuk untuk menuangkan serta mencurahkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan berkah yang telah diberikannya. Sehingga seluruh masyarakat jawa bisa menikmatinya. Sedekah bumi pada umumnya dilakukan sesaat setelah masyarakat yang mayoritas masyarakat agraris menuai panen raya. Sebab tradisi sedekah bumi hanya berlaku bagi mereka yang kebanyakan masyarakat agraris dan dalam memenuhi kebutuhannya dengan bercocok tanam.

Manfaat dari pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
Masyarakat secara umum merasa bahwa pelaksanaan tradisi sedekah bumi memberikan manfaat. Pertama, sebagai sarana bersyukur pada sang pencipta karena selama satu tahun masyarakat talah diberi rezeki hasil panen. Kedua sebagai media pembelajaran bagi setiap pemimpin desa bagaimana menempatkan dirinya menjadi seorang pemimpin yang baik. Mampu mengayomi dan menciptakan ketentraman dan kasejahteraan seluruh masyarakat. Ketiga, tadisi sedekah bumi ini merupakan sarana hiburan bagi masyarakat, berupa kegatan religius yaitu Pengajian Umum dan Pagelaran wayang Kulit. Keempat, pada saat dilakukan sedekah tersebut biasanya muncul usaha-usaha sampingan penduduk baik dalam bentuk jasa maupun makanan kecil, sebagai cara untuk menambah pendapatan penduduk. Kelima, sebagai sarana untuk mengingat perjalan sejarah desa, baik yang berupa cerita rakyat maupun yang sudah dapat dibuktikan kebenarannya.


BAB III
KONDISI LAPANGAN

Pelaksanaan upacara sedekah bumi yang diselenggarakan oleh  masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak merupakan usaha masyarakat setempat untuk menjaga keseimbangan alam, manusia menjaga hubungan dengan penguasa alam (hablum minallah) dan menjaga hubungan dengan sesama manusia  (hablum minannas). Adapun pelaksanaannya bertempat di rumah Kepala Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak, yaitu rumah Bapak Supradi, S. Pd.
Upacara sedekah bumi dilaksanakan pada hari Jum’at Kliwon bulan Apit. Waktu ini dipilih oleh masyarakat karena didasarkan pada beberapa pertimbangan. Hari Jum’at merupakan hari yang baik untuk mengirimkan do’a kepada para leluhur. Pada hari ini dipercaya roh orang yang meninggal dunia akan pulang dan melihat sanak saudaranya. Bulan Apit dipilih karena pertimbangan bahwa pada bulan itu dipercaya oleh masyarakat sebagai bulan yang kurang baik, akan muncul berbagai bencana, rezeki kurang lancar. Oleh karena itu pada saat bulan Apit inilah saat yang tepat untuk melaksanakan upacara sedekah bumi dengan memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar seluruh warga desa selalu berada dalam lindungannya dan diberi rahmat yang berupa hidup damai tenteram dan sejahtera.
Dalam pelaksanaan upacara sedekah bumi, ada beberapa nilai-nilai yang perlu diwariskan kepada generasi penerus, yaitu Sikap religius masyarakat, yang tercermin sikap masyarakat yang selalu ingat kepada Allah SWT, sebab alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Sikap selalu ingat kepada jasa-jasa leluhur atau nenek moyang yang telah mendirikan desa. Dan Sikap hidup rukun saling tolong menolong yang tercermin dari hidup guyub senantiasa terpelihara dalam kehidupan masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak.


BAB IV
ANALISA LAPANGAN

Warga Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak menggelar upacara Sedekah Bumi. Warga beramai-ramai membuat seserahan serta tumpeng nasi sesuai tradisi nenek moyang. Sekitar pukul 10.00 WIB warga terlihat berduyun-duyun memenuhi Rumah Kepala Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak. Warga yang didominasi para Bapak-bapak ini membawa berbagai seserahan yang dibuat diatas tampah, Isinya berupa makanan siap santap, seperti nasi kuning, roti, bahkan pisang ataupun buah-buahan untuk ditukar kepada seserahan warga lainnya. Menurut bapak Supradi, S.Pd (50) “Sedekah bumi adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa, yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh warga desa dan setiap masing-masing orang membawa “berkat” atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari rumah. Kemudian warga berkumpul di “Rumah Kepala Desa”. Tradisi sedekah bumi ini rajin digelar warga setiap setahun sekali yaitu Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan “Apit” atau Dzul Qa’dah yaitu menurut penanggalan masehi jatuh pada bulan oktober sesudah tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu panen raya.
Upacara sedekah bumi dipimpin oleh tetua adat yaitu orang yang dianggap sesepuh di desa tersebut, atau bisa juga oleh mudin yaitu orang yang dianggap sebagai tokoh agama di desa tersebut. Menurut bapak Supradi, S.Pd, Pelaksanaan upacara sedekah bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak dilakukan oleh seluruh warga desa dan diikuti perwakilan perangkat desa, yang dipimpin oleh seorang “mudin”, Modin ini ditetapkan sebagai pemimpin upacara sedekah bumi berdasarkan kepercayaan, bahwa modin merupakan orang yang mengerti urusan agama, dan diberi wewenang untuk memimpin kegiatan keagamaan mulai dari mengurusi pernikahan, mengurusi orang meninggal dunia dan memimpin upacara kenduri atau hajatan. Upacara yang dilakukan hanya sederhana saja, seluruh warga masyarakat masing-masing membawa “Berkat” atau nasi dan lauk pauk yang dibawa dari rumah. Kemudian seorang “mudin” memimpin do’a, setelah do’a selesai “berkat” yang dibawa masing-masing tersebut dimakan secara bersama-sama. Sesudah acara makan selesai diperbolehkan untuk pulang, tetapi biasanya untuk Bapak-bapak tetap tinggal untuk mengobrol. Kemudian pada siang harinya, diadakan hiburan “wayang Kulit” untuk menghibur seluruh warga desa, dan pada malam harinya juga diselipkan kegiatan Pengajian umum sampai jam 21.00 WIB, baru dilanjutkan dengan Pageran Wayang Kulit semalam Suntup.
Tujuan dari dilaksanakan upacara sedekah bumi supaya keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat menyertai seluruh warga Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak dan sekitarnya. Bapak Supradi, S.Pd menuturkan bahwa Menurut kepercayaan orang Jawa Sedekah bumi harus dilakukan dengan tujuan untuk “menyelameti” atau “menyedekahi” sawah yang dimiliki, agar hasil pertanian melimpah, maka bumi yang mereka tanami tersebut harus diselameti agar tidak ada gangguan.
Ketika bapak Supradi,S. Pd ditanya mengenai apakah tradisi sedekah bumi ini bertentangan dengan ajaran syariat islam, menurut beliau tidak, dikarenakan meskipun upacara sedekah bumi ini merupakan warisan tradisi leluhur yang selalu dilaksanakan secara turun temurun setiap tahun namun substansi dari upacara sedekah bumi ini tidak bertolak belakang dengan ajaran Agama Islam, yaitu sebagai bentuk syukur terhadap anugerah yang telah Allah berikan. menurut kepercayaan kami “Upacara tersebut dilaksanakan untuk mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi yang telah diberikan kepada Kami setiap tahun. Karena mayoritas mata pencaharian di desa kami adalah bertani. Disamping itu, Kita juga harus bersahabat dengan Alam dan dari hasil Bumi itulah kita memperoleh rezeki. Ini mengingatkan kami, bahwa bumi beserta alam seisinya adalah milik Allah SWT, dan di bumi inilah Kami menjalani kehidupan.”  
Selanjutnya ketika ditanya apakah tradisi ritual sedekah bumi masih relevan dengan kehidupan saat ini yang sangat modern, Menurutnya masih, Karena Upacara Sedekah Bumi sudah menjadi tradisi di desanya dan masyarakat Jawa  pada umumnya. Mezkipun di era zaman modern seperti ini, mengucap rasa syukur harus selalu dilaksanakan. “Dan dengan cara Upacara sedekah Bumi itulah kami mengucap syukur secara bersama-sama seluruh warga desa. Walaupun pada kenyataannya, pertanian di daerah kami pada zaman modern ini sudah tidak sebanyak dahulu, karena penerus atau generasi muda biasanya lebih memilih pekerjaan lain dari pada bertani. Tetapi Upacara Sedekah Bumi masih tetap dilaksanakan sampai saat ini. Karena itu sudah menjadi tradisi kepercayaan masyarakat di desa kami.” Tutur bapak Supradi, S.Pd.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 
A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1.   Maraknya berbagai tradisi untuk memperingati dan ataupun merayakan peristiwa penting dalam perjalanan hidup manusia dengan melaksanakan serangkaian upacara itu, disamping merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat sekaligus sebagai manifestasi upaya manusia untuk mendapatkan ketenangan rohani.
2.   Upacara sedekah bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak dengan bentuk kegiatan Pengajian Umum dan Pagelaran Wayang Kulit bermanfaat sebagai sarana untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi yang ada dalam masyarakat.
B.       Saran
Upacara Sedekah Bumi merupakan salah satu bentuk ritual warisan nenek moyang masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak yang sudah mengalami perpaduan dengan ajaran agama Islam sehingga harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya  karena tujuan diselengarakan upacara sedekah bumi adalah agar Allah SWT selalu memberi kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman, dan dijauhkan dari segala malapetaka. Semoga Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara sedekah bumi dapat dijadikan sebagai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh generasi muda penerus bangsa, yaitu sikap gotong royong, demokratis, dan kearifan budaya Jawa yang terdiri dari eling sangkan paraning dumadi, mikul dhuwur mendem jero, rukun agawe santoso.


DAFTAR PUSTAKA 
Kartodirjo, Suyatno. 1990. Pengkajian Sejarah Mengenai Kebudayaan Daerah dan Pengembangan (Laporan Penelitian). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Mulder, Niels. 1991. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sardjono, Maria A. 1992. Paham Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Slamet, DS. 1994. Upacara Tradisional Dalam Kaitannya Peristiwa Kepercayaan. Depdikbud.

Biodata Mahasiswa:
Nama                   :  IFATUS SA’DIAH
NIM                    :  133511037
TTL                     :  Demak, 15 April 1995
Kelas                   :  PM – 5B
Alamat Asal        :  Desa Tlogorejo RT.02/RW.03 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
Alamat Domisili  :  Jl.Margoyoso II/42 Tambakaji Ngaliyan Semarang
No. HP                :  085 867858535
E-mail                  :  Ifatus.sadiah@yahoo.com  


LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Ø  Hasil Wawancara

WAWANCARA
UPACARA SEDEKAH BUMI DI DESA TELUK
KEC.KARANGAWEN KAB.DEMAK

Wawancara dengan Bapak Supradi,S. Pd (50), 
Kepala Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak, 
pada 26 September 2015.
 Pewawancara Ifatus Sa’diah.

1.        Apa yang responden ketahui tentang upacara sedekah bumi?
Jawaban :  Sedekah bumi adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa, yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh warga desa dan setiap masing-masing orang membawa “berkat” atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari rumah. Kemudian warga berkumpul di “Rumah Kepala Desa”.
2.        Menurut responden mengapa harus dilakukan upacara sedekah bumi?
Jawaban :  Menurut kepercayaan orang Jawa Sedekah bumi harus dilakukan dengan tujuan untuk “menyelameti” atau “menyedekahi” sawah yang dimiliki, agar hasil pertanian melimpah, maka bumi yang mereka tanami tersebut harus diselameti agar tidak ada gangguan.
3.        Kapan biasanya upacara sedekah bumi dilakukan?
Jawaban :  Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan “Apit” atau Dzul Qa’dah sesudah tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu panen raya.
4.        Dimana biasanya upacara sedekah bumi dilakukan?
Jawaban :   Rumah Bapak Kepala Desa, Hal ini untuk memudahkan pelayanan dalam hal konsumsi dan mendekatkan semua warga dengan pemimpinya, dalam hal ini dengan Kepala Desanya.  
5.        Siapa yang menjadi pemimpin upacara sedekah bumi?
Jawaban :   Pelaksanaan Upacara sedekah bumi di pimpin oleh seorang “mudin” yaitu seorang tokoh agama di desa Saya. Kemudian diikuti oleh seluruh warga masyarakat.
6.        Menurut responden bagaimana upacara sedekah bumi dilakukan?
Jawaban :  Pelaksanaan upacara sedekah bumi dilakukan oleh seluruh warga desa dan diikuti perwakilan perangkat desa, yang dipimpin oleh seorang “mudin” atau tokoh agama di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak. Upacara yang dilakukan hanya sederhana saja, seluruh warga masyarakat masing-masing membawa “Berkat” atau nasi dan lauk pauk yang dibawa dari rumah. Kemudian seorang “mudin” memimpin do’a, setelah do’a selesai “berkat” yang dibawa masing-masing tersebut dimakan secara bersama-sama. Sesudah acara makan selesai diperbolehkan untuk pulang, tetapi biasanya untuk Bapak-bapak tetap tinggal untuk mengobrol. Kemudian biasanya malam harinya, diadakan hiburan “wayang kulit untuk menghibur seluruh warga desa dan Pengajian umum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.
7.        Menurut responden seberapa besar fungsi upacara sedekah bumi bagi kelancaran suatu usaha?
Jawaban :  Menurut adat kami upacara Sedekah Bumi dilaksanakan setiap tahun sudah sejak dahulu secara turun temurun, upacara Sedekah Bumi dilaksanakan bertujuan untuk menyedekahi Bumi yang ditempati, agar Bumi yang ditempai aman dan tidak terjadi apa-apa. Khususnya untuk pertanian, agar hasil bumi melimpah dan tidak terjadi hal-hal yang buruk.  
8.        Menurut responden seberapa besar pengaruh upacara sedekah bumi bagi kegagalan suatu usaha bilamana tidak dilakukan?
Jawaban :   Upacara sedekah bumi menurut kepercayaan di Desa kami, wajib dilaksanakan setiap tahun sekali. Biasanya dengan melaksanakan upacara sedekah Bumi dipercaya akan mendatangkan kebaikan. Kami percaya bahwa bumi yang ditempati akan aman dan tidak terjadi bencana, Apabila “diselameti”.
9.        Menurut responden apakah upacara sedekah bumi merupakan bagian dari tradisi leluhur? Dan apakah bertolak belakang dengan ajaran agama?
Jawaban :  Ya, upacara sedekah bumi di Desa kami merupakan tradisi leluhur yang selalu dilaksanakan secara turun temurun setiap tahunnya. Menurut Kami Upacara tersebut tidak bertolak belakang dengan ajaran agama  kami yaitu Agama Islam, menurut kepercayaan Kami Upacara tersebut dilaksanakan untuk mengucap rasa syukur kepada Allah Swt atas hasil bumi yang telah diberikan kepada Kami setiap tahun. Karena mayoritas mata pencaharian di desa kami adalah bertani. Disamping itu, Kita juga harus bersahabat dengan Alam dan dari hasil Bumi itulah kita memperoleh rezeki. Ini mengingatkan kami, bahwa dari bumi alam milik Allah Swt inilah Kami menjalani kehidupan.    
10.    Menurut responden di zaman yang modern ini apakah masih relevan melakukan upacara sedekah bumi?
Jawaban :  Menurut Kami masih, Karena Upacara Sedekah Bumi sudah menjadi tradisi di desa kami dan masyarakat Jawa  pada umumnya. Mezkipun di era zaman modern seperti ini, mengucap rasa syukur harus selalu dilaksanakan. Dan dengan cara Upacara sedekah Bumi itulah kami mengucap syukur secara bersama-sama warga desa. Walaupun pada kenyataannya, pertanian di daerah kami pada zaman modern ini sudah tidak sebanyak dahulu, karena penerus atau generasi muda biasanya lebih memilih pekerjaan lain daripada bertani. Tetapi Upacara Sedekah Bumi masih tetap dilaksanakan sampai saat ini. Karena itu sudah menjadi tradisi kepercayaan masyarakat di desa kami.

Ø  Foto Kegiatan Pengajian Umum










Ø  Foto Kegiatan Pagelaran Wayang Kulit









Ø  Susunan Panitia

SUSUNAN PANITIA
KEGIATAN APITAN / SEDEKAH BUMI DESA TELUK
TAHUN 2015

Penanggung Jawab     :  Kepala Desa Teluk (Supradi,S.Pd)
                                        Ketua BPD Desa Teluk (Muhammad Imam)
Ketua                          :   Sudirman
Sekretaris                    :   Muhammad Imam
Bendahara                   :   Kasan
Seksi-seksi                   : 
1.      Seksi Pengajian &
Pagelalaran Kesenian Wayang     :  Mahmudi M., Suliman
2.      Seksi Perlengkapan                      :  Zubaidi, Ngaliman, Kuswanto   
3.      Seksi Konsumsi                            :  Karsimin, Ikhsan, Sarmawi, Mahmudi K
4.      Seksi Humas                                :  Drs. Danudiarto, Suhirman,
5.      Seksi Keamanan                           :  Fajar, Sholekun

Ø  Susunan Acara Pengajian Umum

SUSUNAN ACARA PENGAJIAN UMUM
DALAM RANGKA SEDEKAH BUMI
DESA TELUK KARANGAWEN DEMAK
JUM’AT, 26 SEPTEMBER 2015

1.      Pembukaan
2.      Pembacaan  Ayat-Ayat Suci Al – Qur’an
3.      Tahlil  oleh Simbah  Kyai Sofyan Zuhri Al Hafidz
4.      Sambutan-Sambutan
A.    Ketua Penyelenggaran oleh Bapak Sudirman
B.     Ketua Bpd Desa Teluk oleh Bapak Muhammad  Imam
C.     Kepala Desa Teluk oleh Bapak Supradi, S. Pd
5.      Istirahat
6.      Mauidoh Hasanah oleh Simbah Kh. Budiharjono dilanjutkan dengan Doa
7.      Penutup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar