TRADISI APITAN DI DESA TELUK
KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN
DEMAK
LAPORAN MINI RISET
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian
Akhir Semester
Mata Kuliah : Islam dan
Budaya Jawa
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami,
MSI.
Disusun oleh:
Ifatus
Sa’diah (133511037)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Upacara
Sedekah bumi merupakan sebuah ritual yang biasanya di lakukan oleh masyarakat
jawa, sedekah bumi berarti menyedekahi bumi atau niat bersedekah untuk
kesejahteraan bumi. Bersedekah adalah hal yang sangat di anjurkan, selain
sebagai bentuk dari ucapan syukur atas segala nikmat yang telah di berikan
Allah, bersedekah juga dapat menjauhkan diri dari sifat kikir dan dapat pula
menjauhkan diri dari musibah.
Masyarakat Desa
Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak sebagian besar masih peduli pada pelaksanaan
upacara-upacara adat, mereka masih meyakini akan manfaat dari pelaksanaan
upacara adat yang sudah terselenggara sejak zaman dahulu, sehingga mereka masih
melestarikan upacara-upacara adat. Salah satu upacara adat yang masih
dilestarikan adalah upacara adat Sedekah Bumi. Yang menarik untuk dikaji dari
upacara adat Sedekah Bumi ini adalah terjadinya akulturasi budaya antara Islam
dan budaya Jawa setempat.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun batasan dalam penelitian ini adalah
deskripsi upacara adat Sedekah Bumi yang meliputi prosesi pelaksanaan upacara,
tujuan upacara, manfaat upacara, serta pihak-pihak yang terlibat dalam upacara.
Sedangkan yang berkaitan dengan pembahasan atau analisis hanya mencakup
mengenai tujuan, simbol dan makna upacara bagi masyarakat, dan nilai-nilai
budaya yang terkandung di dalamnya.
Bertitik tolak
dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti merumuskan permasalahan adalah
Bagaimana bentuk dari pelaksanaan upacara sedekah bumi di Desa Teluk
Kec.Karangawen Kab.Demak?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menjelaskan latar
belakang pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen
Kab.Demak.
b. Untuk mendeskripsikan bentuk
pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak.
c. Untuk mengungkap manfaat
pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi menurut masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen
Kab.Demak.
BAB II
LANDASAN TEORI
Upacara Adat di Tanah Jawa
Pada dasarnya upacara merupakan permohonan
dalam pemujaan atau pengabdian yang ditujukan kepada kekuasaan leluhur yang
menguasai kehidupan manusia, sehingga keselamatan serta kesengsaraan manusia
tergantung pada kekuasaan itu. Berbagai upacara yang dilakukan oleh masyarakat
bertujuan mengadakan kontak langsung dengan para leluhur, roh-roh, dewa-dewa
dan juga dengan Yang Maha Kuasa. Para penganut agama asli Indonesia percaya
adanya aturan tetap, yang mengatasi segala kejadian di dunia yang dilakukan
manusia.
Upacara
tradisional adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan yang bersifat
turun temurun, antara lain pandangan hidup, kepercayaan, kesenian, upacara yang
semuanya dilakukan menurut adat atau aturan agama dan keyakinan yang dianut
manusia pendukungnya. Upacara itu juga merupakan kegiatan sosial yang meliputi
warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan bersama dan menjadi
bagian integral dari kebudayaan masyarakat. Tradisi memperingati atau merayakan
peristiwa penting dalam perjalanan hidup manusia dengan melaksanakan upacara
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat sekaligus manifestasi upaya manusia
mendapatkan ketenangan rohani, yang masih kuat berakar sampai sekarang.
Upacara Sedekah Bumi sebagai salah
satu upacara adat di Jawa
Sedekah bumi atau Bersih desa adalah suatu
ritual budaya peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu. Dahulu
pada masa Hindu ritual tersebut dinamakan sesaji bumi/ laut. Pada masa Islam,
terutama masa Wali songo (500 tahun yang lalu) ritual budaya sesaji bumi
tersebut tidak dihilangkan, malahan dipakai sebagai sarana untuk melestarikan
/mensyiarkan ajaran Allah yaitu ajaran tentang Iman dan Takwa atau didalam
bahasa jawa diistilahkan eling lan waspodo yang artinya tidak mempersekutukan
Allah dan selalu tunduk dan patuh mengerjakan perintah dan menjauhi larangan
AIIah. Untuk mensyiarkan dan melestarikan ajaran Iman dan Takwa, maka para Wali
menumpang ritual budaya sesaji bumi/laut yang dulunya untuk alam diubah namanya
menjadi sedekah bumi yang diberikan kepada manusia khususnya anak yatim dan
fakir miskin tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan.
Ritual sedekah
bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat jawa ini merupakan salah satu
jalan dan sebagai simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi
sumber kehidupan. Selain itu, Sedekah bumi dalam tradisi masyarakat jawa juga
merupakan salah satu bentuk untuk menuangkan serta mencurahkan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan berkah yang telah diberikannya.
Sehingga seluruh masyarakat jawa bisa menikmatinya. Sedekah bumi pada umumnya
dilakukan sesaat setelah masyarakat yang mayoritas masyarakat agraris menuai
panen raya. Sebab tradisi sedekah bumi hanya berlaku bagi mereka yang
kebanyakan masyarakat agraris dan dalam memenuhi kebutuhannya dengan bercocok
tanam.
Manfaat dari pelaksanaan Upacara
Sedekah Bumi
Masyarakat secara umum merasa bahwa
pelaksanaan tradisi sedekah bumi memberikan manfaat. Pertama, sebagai sarana
bersyukur pada sang pencipta karena selama satu tahun masyarakat talah diberi
rezeki hasil panen. Kedua sebagai media pembelajaran bagi setiap pemimpin desa
bagaimana menempatkan dirinya menjadi seorang pemimpin yang baik. Mampu
mengayomi dan menciptakan ketentraman dan kasejahteraan seluruh masyarakat.
Ketiga, tadisi sedekah bumi ini merupakan sarana hiburan bagi masyarakat,
berupa kegatan religius yaitu Pengajian Umum dan Pagelaran wayang Kulit.
Keempat, pada saat dilakukan sedekah tersebut biasanya muncul usaha-usaha
sampingan penduduk baik dalam bentuk jasa maupun makanan kecil, sebagai cara
untuk menambah pendapatan penduduk. Kelima, sebagai sarana untuk mengingat
perjalan sejarah desa, baik yang berupa cerita rakyat maupun yang sudah dapat
dibuktikan kebenarannya.
BAB III
KONDISI LAPANGAN
Pelaksanaan upacara sedekah bumi yang diselenggarakan oleh
masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak merupakan usaha masyarakat setempat untuk menjaga keseimbangan alam,
manusia menjaga hubungan dengan penguasa alam (hablum minallah) dan menjaga hubungan
dengan sesama manusia (hablum minannas). Adapun pelaksanaannya
bertempat di rumah Kepala Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak, yaitu rumah
Bapak Supradi, S. Pd.
Upacara sedekah bumi dilaksanakan pada hari Jum’at Kliwon bulan Apit. Waktu ini dipilih oleh masyarakat karena didasarkan pada beberapa pertimbangan. Hari Jum’at merupakan hari yang baik untuk
mengirimkan do’a kepada para leluhur. Pada hari ini dipercaya roh orang yang
meninggal dunia akan pulang dan melihat sanak saudaranya. Bulan Apit dipilih karena pertimbangan bahwa pada bulan itu dipercaya oleh masyarakat sebagai bulan
yang kurang baik, akan muncul berbagai bencana, rezeki kurang lancar. Oleh
karena itu pada saat bulan Apit inilah saat yang tepat untuk melaksanakan
upacara sedekah bumi dengan memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar seluruh warga desa
selalu berada dalam
lindungannya dan diberi rahmat yang berupa hidup damai tenteram dan sejahtera.
Dalam pelaksanaan upacara sedekah bumi, ada
beberapa nilai-nilai yang perlu diwariskan kepada generasi penerus, yaitu Sikap religius masyarakat, yang tercermin sikap masyarakat yang selalu ingat
kepada Allah SWT, sebab alam dan seluruh isinya adalah ciptaan Allah. Sikap selalu ingat kepada jasa-jasa leluhur atau nenek moyang yang telah
mendirikan desa. Dan Sikap hidup rukun saling tolong menolong yang tercermin dari hidup guyub
senantiasa terpelihara dalam kehidupan masyarakat Desa Teluk Kec.Karangawen
Kab.Demak.
BAB IV
ANALISA LAPANGAN
Warga Desa
Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak menggelar upacara Sedekah Bumi. Warga
beramai-ramai membuat seserahan serta tumpeng nasi sesuai tradisi nenek moyang.
Sekitar pukul 10.00 WIB warga terlihat berduyun-duyun memenuhi Rumah Kepala
Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak. Warga yang didominasi para Bapak-bapak ini
membawa berbagai seserahan yang dibuat diatas tampah, Isinya berupa makanan
siap santap, seperti nasi kuning, roti, bahkan pisang ataupun buah-buahan untuk
ditukar kepada seserahan warga lainnya. Menurut bapak Supradi, S.Pd (50)
“Sedekah bumi adalah sebuah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa,
yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh warga desa dan setiap masing-masing
orang membawa “berkat” atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari rumah.
Kemudian warga berkumpul di “Rumah Kepala Desa”. Tradisi sedekah bumi ini rajin
digelar warga setiap setahun sekali yaitu Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan
“Apit” atau Dzul Qa’dah yaitu menurut penanggalan masehi jatuh pada bulan
oktober sesudah tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu panen raya.
Upacara
sedekah bumi dipimpin oleh tetua adat yaitu orang yang dianggap sesepuh di desa
tersebut, atau bisa juga oleh mudin yaitu orang yang dianggap sebagai tokoh
agama di desa tersebut. Menurut bapak Supradi, S.Pd, Pelaksanaan upacara
sedekah bumi di Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak dilakukan oleh seluruh
warga desa dan diikuti perwakilan perangkat desa, yang dipimpin oleh seorang
“mudin”, Modin ini ditetapkan
sebagai pemimpin upacara sedekah bumi
berdasarkan kepercayaan, bahwa modin merupakan orang yang mengerti urusan
agama, dan diberi wewenang untuk memimpin kegiatan keagamaan mulai dari
mengurusi pernikahan, mengurusi orang meninggal dunia dan memimpin upacara
kenduri atau hajatan. Upacara yang dilakukan hanya sederhana saja,
seluruh warga masyarakat masing-masing membawa “Berkat” atau nasi dan lauk pauk
yang dibawa dari rumah. Kemudian seorang “mudin” memimpin do’a, setelah do’a
selesai “berkat” yang dibawa masing-masing tersebut dimakan secara
bersama-sama. Sesudah acara makan selesai diperbolehkan untuk pulang, tetapi
biasanya untuk Bapak-bapak tetap tinggal untuk mengobrol. Kemudian pada siang
harinya, diadakan hiburan “wayang Kulit” untuk menghibur seluruh warga desa,
dan pada malam harinya juga diselipkan kegiatan Pengajian umum sampai jam 21.00
WIB, baru dilanjutkan dengan Pageran Wayang Kulit semalam Suntup.
Tujuan dari
dilaksanakan upacara sedekah bumi supaya keselamatan dan kebahagiaan dunia
akhirat menyertai seluruh warga Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak dan
sekitarnya. Bapak Supradi, S.Pd menuturkan bahwa Menurut kepercayaan orang Jawa
Sedekah bumi harus dilakukan dengan tujuan untuk “menyelameti” atau
“menyedekahi” sawah yang dimiliki, agar hasil pertanian melimpah, maka bumi
yang mereka tanami tersebut harus diselameti agar tidak ada gangguan.
Ketika bapak Supradi,S.
Pd ditanya mengenai apakah tradisi sedekah bumi ini bertentangan dengan ajaran
syariat islam, menurut beliau tidak, dikarenakan meskipun upacara sedekah bumi
ini merupakan warisan tradisi leluhur yang selalu dilaksanakan secara turun
temurun setiap tahun namun substansi dari upacara sedekah bumi ini tidak bertolak
belakang dengan ajaran Agama Islam, yaitu sebagai bentuk syukur terhadap
anugerah yang telah Allah berikan. menurut kepercayaan kami “Upacara tersebut
dilaksanakan untuk mengucap rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil bumi yang
telah diberikan kepada Kami setiap tahun. Karena mayoritas mata pencaharian di
desa kami adalah bertani. Disamping itu, Kita juga harus bersahabat dengan Alam
dan dari hasil Bumi itulah kita memperoleh rezeki. Ini mengingatkan kami, bahwa
bumi beserta alam seisinya adalah milik Allah SWT, dan di bumi inilah Kami menjalani
kehidupan.”
Selanjutnya
ketika ditanya apakah tradisi ritual sedekah bumi masih relevan dengan kehidupan
saat ini yang sangat modern, Menurutnya masih, Karena Upacara Sedekah Bumi sudah
menjadi tradisi di desanya dan masyarakat Jawa pada umumnya. Mezkipun di
era zaman modern seperti ini, mengucap rasa syukur harus selalu dilaksanakan.
“Dan dengan cara Upacara sedekah Bumi itulah kami mengucap syukur secara
bersama-sama seluruh warga desa. Walaupun pada kenyataannya, pertanian di
daerah kami pada zaman modern ini sudah tidak sebanyak dahulu, karena penerus
atau generasi muda biasanya lebih memilih pekerjaan lain dari pada bertani.
Tetapi Upacara Sedekah Bumi masih tetap dilaksanakan sampai saat ini. Karena
itu sudah menjadi tradisi kepercayaan masyarakat di desa kami.” Tutur bapak Supradi,
S.Pd.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Maraknya berbagai tradisi
untuk memperingati dan ataupun merayakan peristiwa penting dalam perjalanan
hidup manusia dengan melaksanakan serangkaian upacara itu, disamping merupakan
bagian dari kebudayaan masyarakat sekaligus sebagai manifestasi upaya manusia
untuk mendapatkan ketenangan rohani.
2. Upacara sedekah bumi di Desa Teluk
Kec.Karangawen Kab.Demak dengan bentuk kegiatan Pengajian Umum dan Pagelaran
Wayang Kulit bermanfaat sebagai sarana
untuk mempertahankan dan melestarikan tradisi yang ada dalam masyarakat.
B.
Saran
Upacara
Sedekah Bumi merupakan salah satu bentuk ritual warisan nenek moyang masyarakat
Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak yang sudah mengalami perpaduan dengan
ajaran agama Islam sehingga harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya
karena tujuan diselengarakan
upacara sedekah bumi adalah agar Allah SWT selalu memberi kemakmuran, kesejahteraan, ketentraman, dan dijauhkan dari
segala malapetaka. Semoga Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara sedekah bumi dapat dijadikan sebagai nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh generasi
muda penerus bangsa, yaitu sikap gotong
royong, demokratis, dan kearifan
budaya Jawa yang terdiri dari eling sangkan
paraning dumadi, mikul dhuwur mendem jero, rukun agawe santoso.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartodirjo, Suyatno.
1990. Pengkajian Sejarah Mengenai Kebudayaan Daerah dan Pengembangan
(Laporan Penelitian). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Mulder, Niels. 1991. Kepribadian
Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sardjono, Maria A. 1992.
Paham Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Slamet, DS. 1994. Upacara Tradisional Dalam Kaitannya
Peristiwa Kepercayaan. Depdikbud.
Biodata Mahasiswa:
Nama : IFATUS SA’DIAH
NIM : 133511037
TTL : Demak, 15 April 1995
Kelas : PM – 5B
Alamat
Asal : Desa Tlogorejo RT.02/RW.03 Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
Alamat
Domisili : Jl.Margoyoso II/42 Tambakaji Ngaliyan Semarang
No. HP : 085 867858535
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
Ø
Hasil Wawancara
WAWANCARA
UPACARA SEDEKAH BUMI DI DESA TELUK
KEC.KARANGAWEN KAB.DEMAK
Wawancara dengan Bapak Supradi,S. Pd (50),
Kepala
Desa Teluk Kec.Karangawen Kab.Demak,
pada 26 September 2015.
Pewawancara Ifatus Sa’diah.
1.
Apa yang responden ketahui tentang upacara
sedekah bumi?
Jawaban : Sedekah bumi adalah sebuah upacara
yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa, yang pelaksanaannya diikuti oleh
seluruh warga desa dan setiap masing-masing orang membawa “berkat” atau sebuah
nasi dengan lauk pauknya dari rumah. Kemudian warga berkumpul di “Rumah Kepala
Desa”.
2.
Menurut responden mengapa harus dilakukan
upacara sedekah bumi?
Jawaban : Menurut kepercayaan orang Jawa
Sedekah bumi harus dilakukan dengan tujuan untuk “menyelameti” atau
“menyedekahi” sawah yang dimiliki, agar hasil pertanian melimpah, maka bumi
yang mereka tanami tersebut harus diselameti agar tidak ada gangguan.
3.
Kapan biasanya upacara sedekah bumi dilakukan?
Jawaban : Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan
“Apit” atau Dzul Qa’dah sesudah tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu
panen raya.
4.
Dimana biasanya upacara sedekah bumi
dilakukan?
Jawaban : Rumah Bapak Kepala Desa, Hal ini
untuk memudahkan pelayanan dalam hal konsumsi dan mendekatkan semua warga
dengan pemimpinya, dalam hal ini dengan Kepala Desanya.
5.
Siapa yang menjadi pemimpin upacara sedekah
bumi?
Jawaban : Pelaksanaan Upacara sedekah bumi di
pimpin oleh seorang “mudin” yaitu seorang tokoh agama di desa Saya. Kemudian
diikuti oleh seluruh warga masyarakat.
6.
Menurut responden bagaimana upacara sedekah
bumi dilakukan?
Jawaban : Pelaksanaan upacara sedekah bumi
dilakukan oleh seluruh warga desa dan diikuti perwakilan perangkat desa, yang
dipimpin oleh seorang “mudin” atau tokoh agama di Desa Teluk Kec.Karangawen
Kab.Demak. Upacara yang dilakukan hanya sederhana saja, seluruh warga
masyarakat masing-masing membawa “Berkat” atau nasi dan lauk pauk yang dibawa
dari rumah. Kemudian seorang “mudin” memimpin do’a, setelah do’a selesai
“berkat” yang dibawa masing-masing tersebut dimakan secara bersama-sama.
Sesudah acara makan selesai diperbolehkan untuk pulang, tetapi biasanya untuk
Bapak-bapak tetap tinggal untuk mengobrol. Kemudian biasanya malam harinya,
diadakan hiburan “wayang kulit untuk menghibur seluruh warga desa dan Pengajian
umum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT.
7.
Menurut responden seberapa besar fungsi
upacara sedekah bumi bagi kelancaran suatu usaha?
Jawaban : Menurut adat kami upacara Sedekah
Bumi dilaksanakan setiap tahun sudah sejak dahulu secara turun temurun, upacara
Sedekah Bumi dilaksanakan bertujuan untuk menyedekahi Bumi yang ditempati, agar
Bumi yang ditempai aman dan tidak terjadi apa-apa. Khususnya untuk pertanian,
agar hasil bumi melimpah dan tidak terjadi hal-hal yang buruk.
8.
Menurut responden seberapa besar pengaruh
upacara sedekah bumi bagi kegagalan suatu usaha bilamana tidak dilakukan?
Jawaban : Upacara sedekah bumi menurut
kepercayaan di Desa kami, wajib dilaksanakan setiap tahun sekali. Biasanya
dengan melaksanakan upacara sedekah Bumi dipercaya akan mendatangkan kebaikan.
Kami percaya bahwa bumi yang ditempati akan aman dan tidak terjadi bencana,
Apabila “diselameti”.
9.
Menurut responden apakah upacara sedekah bumi
merupakan bagian dari tradisi leluhur? Dan apakah bertolak belakang dengan
ajaran agama?
Jawaban : Ya, upacara sedekah bumi di Desa
kami merupakan tradisi leluhur yang selalu dilaksanakan secara turun temurun
setiap tahunnya. Menurut Kami Upacara tersebut tidak bertolak belakang dengan
ajaran agama kami yaitu Agama Islam, menurut kepercayaan Kami Upacara
tersebut dilaksanakan untuk mengucap rasa syukur kepada Allah Swt atas hasil
bumi yang telah diberikan kepada Kami setiap tahun. Karena mayoritas mata
pencaharian di desa kami adalah bertani. Disamping itu, Kita juga harus
bersahabat dengan Alam dan dari hasil Bumi itulah kita memperoleh rezeki. Ini
mengingatkan kami, bahwa dari bumi alam milik Allah Swt inilah Kami menjalani
kehidupan.
10. Menurut
responden di zaman yang modern ini apakah masih relevan melakukan upacara
sedekah bumi?
Jawaban : Menurut Kami masih, Karena Upacara
Sedekah Bumi sudah menjadi tradisi di desa kami dan masyarakat Jawa pada
umumnya. Mezkipun di era zaman modern seperti ini, mengucap rasa syukur harus
selalu dilaksanakan. Dan dengan cara Upacara sedekah Bumi itulah kami mengucap
syukur secara bersama-sama warga desa. Walaupun pada kenyataannya, pertanian di
daerah kami pada zaman modern ini sudah tidak sebanyak dahulu, karena penerus
atau generasi muda biasanya lebih memilih pekerjaan lain daripada bertani.
Tetapi Upacara Sedekah Bumi masih tetap dilaksanakan sampai saat ini. Karena
itu sudah menjadi tradisi kepercayaan masyarakat di desa kami.
Ø
Foto Kegiatan Pengajian Umum
Ø
Foto Kegiatan Pagelaran Wayang Kulit
Ø
Susunan Panitia
SUSUNAN
PANITIA
KEGIATAN
APITAN / SEDEKAH BUMI DESA TELUK
TAHUN 2015
Penanggung
Jawab : Kepala Desa Teluk (Supradi,S.Pd)
Ketua BPD Desa Teluk (Muhammad Imam)
Ketua : Sudirman
Sekretaris : Muhammad Imam
Bendahara : Kasan
Seksi-seksi :
1.
Seksi Pengajian &
Pagelalaran Kesenian Wayang : Mahmudi M., Suliman
2.
Seksi Perlengkapan : Zubaidi, Ngaliman, Kuswanto
3.
Seksi Konsumsi : Karsimin, Ikhsan, Sarmawi, Mahmudi K
4.
Seksi Humas :
Drs. Danudiarto, Suhirman,
5.
Seksi Keamanan : Fajar, Sholekun
Ø
Susunan Acara Pengajian Umum
SUSUNAN ACARA PENGAJIAN UMUM
DALAM RANGKA SEDEKAH BUMI
DESA TELUK KARANGAWEN DEMAK
JUM’AT,
26 SEPTEMBER 2015
1.
Pembukaan
2.
Pembacaan Ayat-Ayat Suci
Al – Qur’an
3.
Tahlil oleh Simbah Kyai Sofyan Zuhri Al Hafidz
4.
Sambutan-Sambutan
A.
Ketua Penyelenggaran oleh Bapak Sudirman
B.
Ketua Bpd Desa Teluk oleh Bapak Muhammad Imam
C.
Kepala Desa Teluk oleh Bapak Supradi, S. Pd
5.
Istirahat
6.
Mauidoh Hasanah oleh Simbah Kh. Budiharjono dilanjutkan dengan Doa
7.
Penutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar