LAPORAN FIELD TRIP MUSEUM RONGGOWARSITO
Oleh: IFATUS SA’DIAH
Museum
merupakan salah tempat yang berperan aktif dalam menjaga sejarah yang pernah
dialami suatu bangsa. Museum Ronggowarsito menjadi salah satunya. Berbagai
bukti sejarah hampir seluruh wilayah di Jawa Tengah tersimpan rapi di dalam
Museum tersebut.
Museum Jawa
Tengah Ranggawarsita adalah museum yang
menyimpan dan memamerkan berbagai warisan budaya dan benda budaya Jawa Tengah. Museum ini
diresmikan tanggal 5 Juli 1989 dan memiliki koleksi 59784 koleksi. Nama museum
ini diambil dari nama seorang pujangga besar Keraton Surakarta Hadiningrat,
Raden Ngabehi Ranggawarsita, yang patung perunggunya menyapa setiap orang yang
memasuki tangga lobi Museum Ronggowarsito.
Museum
Ronggowarsito terletak sangat strategis di dekat pusat kota Semarang, yakni di
Jalan Abdulrahman Saleh nomor 1 Semarang, sehingga tidak heran akan banyaknya
wisatawan yang mengunjungi museum tersebut guna sebagai sarana pendidikan.
Museum Ronggowarsito merupakan museum kebanggaan masyarakat Jawa Tengah karena
merupakan salah satu tempat yang melestarikan aset-aset budaya Jawa.
Tujuan dari pembuatan laporan field
trip Museum Ronggowarsito adalah sebagai pengganti UTS pada Mata Kuliah Islam
dan Budaya Jawa yang diampu oleh Dosen Pak M. Rikza Chamami, MSI. Adapun
laporan yang di buat adalah untuk mengetahui koleksi-koleksi Museum Ronggowarsito,
mendeskripsikan nilai budaya Jawa dalam beberapa aspek pada peninggalan di
Museum Ronggowarsito, dan memahami salah satu aspek yang memiliki keterkaitan
nilai Islam dalam budaya Jawa yang ada di Museum Ronggowarsito.
Koleksi-koleksi Museum Ronggowarsito
Museum Ronggowarsito terdiri dari 2
lantai dan 4 gedung utama, yaitu: gedung A, gedung B, gedung C dan gedung D. Adapun
koleksi-koleksi pada Museum Ronggowarsito pada masing-masing gedung
menceritakan sejarah yang berbeda-beda.
1.
Gedung A
Lantai satu gedung A
menyimpan wahana Geologi dan Geografi. Diwahana ini terdapat beberapa jenis
bebatuan, seperti batu Kristal Kecubung, batu Kwarsa Omah Tawon, batu Jasper
Pancawarna, dan jenis-jenis batuan lainnya.
Lantai dua gedung A
menyimpan wahana tentang Paleontologi (tentang zaman purba), beberapa koleksi
yang ada seperti fosil kayu kuno, bebatuan dan masyarakat kuno juga tulang dan
bagian-bagian hewan masa silam. Ada juga binatang langka yang diawetkan seperti
bajing peluncur, babi hutan, kancil dan burung rajawali.
2.
Gedung B
Lantai
satu gedung B menyimpan peninggalan-peninggalan bersejarah dari enam periode,
yang meliputi: peninggalan zaman peradaban batu, peradaban logam, peradaban
polinesia, Hindu-Budha, peninggalan zaman pengaruh Islam, dan peninggalan zaman
kolonial. Beberapa yang dipamerkan seperti: Lingga dan Yoni, arca-arca,
Ketongan, kendhi, cermin perunggu, patung dewa, candi-candi yang ada di Jawa
Tengah, miniatur masjid Agung Demak dan Menara Masjid Kudus, fragmen seni hias,
bahan terakota, replika kaligrafi, ornamen masjid Mantingan Jepara, Mustaka
masjid Mayong Jepara, salinan Alquran yang ditulis dengan tangan serta cerobong
sumur dari Caruban Lasem yang sangat menarik.
Lantai dua gedung B menyimpan
wahana keramik dan batik. Dipamerkan berbagai jenis dan model keramik baik
lokal maupun yang berasal dari cina dan Eropa. Selain itu, macam-macam
kerajinan gerabah dan cara pembuatannya diperlihatkan dengan model diorama atau
patung. Dibagian batik, dipajang berbagai motif batik yang ada di Jawa Tengah
seperti Surakarta, Pekalongan, Lasem dan Banyumasan.
3.
Gedung C
Lantai satu gedung C terbagi
atas ruang bersejarah perjuangan bersenjata yang terbagi lagi atas koleksi
benda-benda yang dipakai ketika zaman pertempuran dan Diorama perjuangan bangsa
Indonesia merebut kemerdekaan.
Lantai dua gedung C terdapat
ruang koleksi teknologi dan kerajinan tradisional, teknologi industri dan
transportasi, dan beragam model kerajian rumahan.
4. Gedung D
Lantai
satu gedung D memamerkan tentang pembangunan, numismatik, heraldik, tradisi
nusantara, ruang intisari dan hibah seperti koleksi keris.
Lantai dua gedung D terbagi
atas ruang kesenian yang menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian.
Seperti jenis-jenis wayang, beragam jenis gamelan, kuda lumping, barongan, dan
seni musik.
Nilai
Budaya Jawa dalam Beberapa Aspek pada Museum Ronggowarsito
1.
Aspek
Filsafat
Di dalam Museum Ronggowarsito ketika
akan memasuki pameran di lantai satu terdapat lukisan Gunungan Blumbangan, yang
mana gunungan ini merupakan simbol filosofis bagi masyarakat Jawa dalam rangka
menegakkan sendi-sendi perkembangan dan proses pembentukan budaya masyarakat
Jawa. Gunungan Blumbangan memiliki makna yang sangat mendalam di dalam
kehidupan masyarakat Jawa, di mana untuk mencapai tujuan yang mulia pasti akan
selalu mendapat rintangan.
2.
Aspek
Pembangunan Ekonomi dan Politik
Pada Gedung D lantai 1 tepatnya di
ruang Era Pembangunan, terdapat koleksi yang menggambarkan dinamika pembangunan
di Jawa Tengah. Pada bidang pembangunan ekonomi, digambarkan oleh koleksi yang
berupa peragaan foto-foto kegiatan sektor industri, pertanian, transportasi,
pertokoan dan pasar swalayan, pasar tradisional, dan aktivitas perbankan yang
ada di Jawa Tengah pada masanya.
3.
Aspek
Pembangunan Sosial Budaya
Pada Gedung D lantai 1, penggambaran
pada sektor pembangunan sosial budaya adalah dengan adanya pembinaan budaya
bangsa berupa pemugaran candi, lomba, festifal, dan lain-lain.
4.
Aspek
Arsitek
Nilai budaya Jawa dalam sistem
arsitektur diantaranya adalah seperti: candi-candi, miniatur menara Masjid
Kudus, dan lain sebagainya, yang merupakan salah satu koleksi Museum
Ronggowarsito yang memiliki corak dan bentuk bernilai budaya Jawa.
5.
Aspek
Seni
Kesenian
yang terdapat di Museum Ronggowarsito di antaranya yaitu berbagai jenis wayang,
gamelan, barongan, dan lain sebagainya, yang merupakan kesenian asli Jawa yang
masih berkembang hingga kini.
Nilai Islam dalam Budaya Jawa pada Masjid Agung Demak
Sebagian besar
masyarakat Indonesia beragama islam, dahulu islam berkembang sangat pesat di
Indonesia tercatat dalam sejarah bahwa masuknya islam masih menjadi berita yang
simpang siur dari masing-masing kelompok, ada yang mengatakan dari abad 7
masehi ada juga yang menyebutkan islam masuk ke Indonesia sejak abad ke 13
masehi. Namun yang jelas Islam di Indonesia berkembang sangat pesat dan
meninggalkan bangunan, tradisi dan berbagai benda maupun karya sastra. Peninggalan-peninggalan
bercorak Islam tersebut diantaranya adalah masjid.
Masjid merupakan
bangunan islam yang paling menonjol, difungsikan sebagai tempat beribadah agama
islam. Ada banyak masjid peninggalan Islam zaman dahulu diantaranya yaitu
masjid agung demak yang mempunyai keunikan yaitu salah satu tiang di dalam
masjid tersebut terbuat dari susunan tatal.
Masjid Agung
Demak merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Lokasi
Masjid berada di pusat kota Demak, berjarak ± 26 km dari Kota Semarang, ± 25 km
dari Kabupaten Kudus, dan ± 35 km dari Kabupaten Jepara. Masjid ini memiliki historis yang sangat penting bagi perkembangan
Islam di tanah air, tepatnya pada masa kesultanan Demak Bintoro. Banyak
masyarakat mempercayai masjid ini sebagai tempat berkumpulnya para wali
penyebar agama Islam, yang lebih dikenal dengan sebutan Walisongo (Wali
Sembilan). Para wali ini sering berkumpul untuk beribadah, berdiskusi tentang
penyebaran agama Islam, dan mengajar ilmu-ilmu Islam kepada penduduk sekitar.
Oleh karenanya, masjid ini bisa dianggap sebagai monumen hidup penyebaran Islam
di Indonesia dan bukti kemegahan Kesultanan Demak Bintaro. Sehingga dapat
diketahui oleh kita bahwa pembangunan masjid Demak ini didirikaan oleh
Walisongo. Kini Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.
Struktur bangunan Masjid mempunyai nilai historis seni
bangun arsitektur tradisional khas Indonesia. Wujudnya megah, anggun, indah,
karismatik, mempesona dan berwibawa. Kini Masjid Agung Demak difungsikan
sebagai tempat peribadatan dan ziarah.
Penampilan atap limas piramida masjid ini menunjukkan
Aqidah Islamiyah yang terdiri dari tiga bagian ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3)
Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, bertuliskan “Condro
Sengkolo”, yang berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388
Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Di dalam lokasi
kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan
Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat museum Masjid
Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.
Kesimpulan
Museum Ronggowarsito merupakan
museum kebanggaan masyarakat Jawa Tengah, yang memiliki banyak sekali koleksi
yang tertata rapi di empat gedung. Koleksi-koleksi tersebut memiliki nilai budaya
Jawa serta beberapa di antaranya juga memiliki nilai Islam.
Adapun salah
satu seni arsitek yang terdapat di Museum Ronggowarsio adalah Masjid Agung
Demak. Masjid Agung Demak merupakan bukti penyebaran Islam oleh Walisongo di
kabupaten Demak. Masjid yang didirikan oleh Raden patah dan menjadi tempat berkumpulnya
Walisongo. Masjid Agung Demak juga menjadi pusat dari kota Demak.
The Casino, LLC in Santa Barbara, CA | Dr.MCD
BalasHapusWe 서귀포 출장안마 are 화성 출장샵 licensed and regulated by the California 의정부 출장안마 Lottery. Please visit our 전라북도 출장안마 website and be advised to use the casino is not licensed to operate any 충청북도 출장마사지 gaming