MAKAM TERAPUNG SEORANG WALI
Oleh: IFATUS SA’DIAH
Di Dusun
Tambaksari, Desa Bedono Kec.Sayung Kab.Demak terdapat sebuah makam seorang wali
yang unik, dikatakan unik karena makam tersebut terapung ditengah laut.
Walaupun makam tersebut berada di tengah laut, konon makamnya tidak pernah
tergenang oleh air laut. Untuk dapat sampai ke makam tersebut, peziarah dapat
menempuhnya dengan jalan kaki atau naik perahu. Wali tersebut biasa dikenal
oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Syekh Mudzakir.
Asal Mula Makam Terapung di Tengah Laut
Pada awalnya kompleks pemakaman Syekh Mudzakir masih menyatu dengan daratan
Dusun Tambaksari. Jarak antara pemakaman dengan pantai cukup jauh. Penduduk
yang tinggal di Dusun Tambaksari bekerja sebagai petani tambak. Disana,
terdapat sekitar 85 keluarga. Pada tahun 1998 Dusun Tambaksari terkikis oleh
abrasi pantai. Ketika air laut pasang, seluruh perkampungan pun tergenang,
termasuk pemakaman yang terdapt disana. Kondisi tersebut membuat 80 keluarga di
Dusun Tambaksari itu memilih untuk pindah. Sekitar tahun 1999, mereka bedhol
desa ke Dusun Tambaksari Baru, Desa Purwosari Kec.Sayung Kab.Demak. Namun,
tidak semuanya berpindah, terdapat 5 keluarga yang memilih untuk bertahan.
Ungkap Iklima (27) “Kata bapak saya, kami beserta 4 keluarga lainnya memilih
untuk menetap karena di Dusun ini terdapat makam leluhur yang wajib kita jaga.
Selain itu, disini juga terdapat bangunan masjid, jadi tidak baik jika bangunan
masjid dan makam di tinggalkan dan tidak dirawat, sedangkan kita adalah seorang
muslim.”
Masjid yang berada di
Dusun Tambaksari peninggalan Syekh Mudzakir sudah direnovasi untuk ditinggikan beberapa
kali. Hal tersebut dilakukan oleh warga Dusun Tambaksari supaya ketika air
pasang, air laut tidak masuk dalam masjid. Ketika awal terjadinya abrasi pantai
yang menyebabkan badhol desa, untuk dapat menuju ke Dusun Tambaksari
dapat ditempuh dengan melewati jembatan satu bambu saja. Karena Dusun tersebut sekarang
sudah maju, untuk dapat menuju ke Dusun Tambaksari dapat ditempuh dengan jalan
kaki ataupun dengan kendaraan. Karena kini jalannya sudah dicor dengan lebar
sekitar 1 meter. Nemun, ketika menggunakan kendaraan, hanya dapat sampai pada
hutan mangrove, untuk menuju ke makam Syekh Mudzakir ditempuh dengan
jalan kaki.
Tentang Syekh Mudzakir
Syekh Mudzakir lahir di Karangsari, beliau adalah seorang pejuang
kemerdekaan dan membantu dalam menyebarkan agama Islam di daerah pesisir pantai
Sayung Demak. Beliau juga salah seorang murid dari Kyai Sholeh Darat Semarang. Dalam
menyebarkan agama Islam, Syekh Mudzakir memiliki cara yang lemah lembut dan materi
yang disampaikan mudah dicerna oleh masyarakat sekitar. Sehingga tidak heran
jika banyak masyarakat disana yang masuk agama Islam karenanya. Selain
menyebarkan agama Islam, Beliau juga mendirikan tiga masjid di desa Bedono,
yang salah satu masjidnya berada di Dusun Tambaksari. Menurut istri dari lurah
di Desa Bedono, beliau mengatakan bahwa “makam Syekh Mudzakir kini sedang
ramai-ramainya dikunjungi oleh peziarah, tidak hanya dari dalam negeri saja,
namun sampai pada luar negri.” Syekh Mudzakir memiliki empat orang istri, yang
mana kedua makam istrinya berada di samping makam Syekh Mudzakir. Pada tahun
1950, Syekh Mudzakir meninggal dunia dalam usia 81 tahun.
Lampiran-lampiran:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar