RESUME BUKU
Judul : Islam Nusantara
Dialog Tradisi dan Agama Faktual
Pengarang : M.
Rikza Chamami
Penerbit : Pustaka
Zaman
(Cetakan Pertama, Juli 2015)
Pengantar : Prof.
Dr. H. Muhibbin MAg, Rektor UIN Walisongo
Prof. H. Abdurrahman Mas’ud MA PhD, Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kemenag RI
Dr. H. Hilmi Muhammadiyah Msi, Sekretaris Irjen Kemenag RI, Ketua Dewan
Presidium Majelis Alumni IPNU dn Antropolog
Dr. H. Asrorun Ni’am Sholeh MA, Chairman for Sharia Committe of World
Halal Food Council/WHFC dan Ketua KPAI
Dr. HC HA Helmy Faisal Zaini ST Msi, Ketua Fraksi PKB DPR RI
Drs. H. Akhmad Muqowam, Ketua Komite I DPR RI & Sekjend IKA UNDIP
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Islam
Nusantara adalah islam sejati yang ada di Indonesia (dulu disebut Nusantara)
yang ingin mewujudkan Islam Indonesia yang berkarakter dan cinta damai sesuai
ajaran Al-Qur’an dan hadits. Untuk mewujudkan Islam yang sesuai dengan ajaran
Al-Qur’an dan hadits dibutuhkan empat hal: Pertama, Islam dipelajari
sumber aslinya yakni Al-Qur’an dan hadits. Kedua, Islam dipelajari
secara utuh (Kaffah), tidak sepotong-potong. Ketiga, belajar
Islam dengan para ulama pewaris Nabi, baik membaca karya besar ulama salafush
shahih atau mengaji dengan kyai. Dan keempat, Islam dipelajari
bersama dengan ketentuan tauhidnya dan diselaraskan dengan kehidupan
keseharian.
BAB II
KARAKTER
ISLAM NUSANTARA
Mengenal Islam Nusantara
Secara
etimologis, bahwa Islam Nusantara berasal dari dua kata, yakni Islam dan
Nusantara. Islam berarti agama yang diajarkan oleh Nabi dengan sumber Al-Qur’an
dan hadits yang berkembang ke seluruh pelosok dunia. Sedangkan Nusantara adalah
sebutan pulau-pulau di Indonesia sebelum tahun 1928 saat nama Indonesia mulai
berlaku sejak sumpah pemuda.
Secara
terminologis, Islam Nusantara merupakan gerakan Islam Indonesia yang berdasar
pada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dengan berbagai macam karakter
tradisi, budaya dan pemahaman kebudayaan.
Bukan Desakralisasi Agama
Inti dari
gerakan Islam Nusantara ada empat hal: Pertama, mendudukkan identitas
bahwa islam adalah sebuah keyakinan suci yang bisa diterima hingga Indonesia. Kedua,
Islam yang sampai ke Indonesia melewati sejarah panjang yang berliku-liku
termasuk mengenal akulturasi budaya. Ketiga, nilai kearifan lokal Islam
Nusantara tidak tercerabut dari substansi syariat Islam. Dan keempat,
Islam yang dipeluk sebagai agama juga menjadi tuntunan hidup dalam berbangsa
dan bernegara.
Pesan Mbah Hasyim
Untuk lebih
meyakinkan arti jatidiri Islam Nusantara ini, perlu dipahami dari sisi yang
harus utuh dipegang, tidak boleh dipisah-pisahkan: Pertama, Indonesia
memiliki sajarah panjang yang lekat dengan perjuangan tokoh-tokoh Nusantara. Kadua,
Islam Nusantara menjadi karakteristik kehidupan agama Islam di Indonesia yang
meneguhkan tradisi, budaya yang tidak terpisah dari substansi agama. Ketiga,
Islam Nusantara adalah identitas Islam damai dan moderat. Dan keempat,
Islam Nusantara sebagai ilmu pengetahuan.
Tadarus Warna-warni Pemikiran
Islam Nusantara
Dalam kajian
Islamic Studies (dirasah islamiyah) selalu dibahas Islam normtif dan
Islam historis. Perbedaan pandangan antara dua pendapat di atas merupakan
aplikasi dari pemahaman dua model kajian Islam itu. Islam normatif hadir
memberi jawaban Islam original, sesuai aturan dan sangat syar’i sehingga Islam
ya Islam. Sedangkan Islam historis adalah realitas Islam yang melalui
perjalanan sejarah, maka lahir istilah Islam nusantara, Islam Jawa, Islam rahmatal
lil ‘alamin dan lainnya.
Membumikan Al-Qur’an Langgam
Nusantara
Ada tiga hal
pokok yang perlu diluruskan sehingga kesucian Al-Qur’an tetap terjaga bersama:
Pertama, menjaga kesucian Al-Qur’an tetap jadi fokus utama. Kedua, sebagai
kitab suci, Al-Qur’an perlu diajarkan kepada masyarakat dan diamalkan ajaran-ajarannya.
Dan ketiga, untuk melanggengkan isi kandungan Al-Qur’an, maka agama Islam
mendorong umatnya untuk membacanya.
Gaya Baca
Persoalan
yang sedang hangat diperbincangkan adalah soal membaca Al-Qur’an dengan gaya
langgam jawa. Disini juga ada empat hal yang perlu dilihat secara spesifik. Pertama,
sejarah Islam mencatat bahwa kitab suci ini diturunkan di Mekkah dan Madinah
sehingga disebut Makiyah dan Madaniyah. Kedua, membaca dengan gaya
langgam adalah budaya masyarakat. Ketiga, bahwa langgam adalah seni
membaca. Dan keempat, pentingnya menghormati perbedaan.
BAB III
AGAMA SOSIAL
YANG BERKEBUDAYAAN
Agama Ramah Dialog Budaya
Agama
sebagai doktrin merupakan keyakinan pribadi antara individu dengan Tuhannya.
Sedangkan budaya terbentuk atas kesepakatan masyarakat dengan perilaku
tertentu. Semangat baru yang dibutuhkan untuk mencari permasalahan sosial
dengan perencanaan sosial (social planning) yang tepat bagi keberagaman
Indonesia: Pertama, pemerintah perlu kembali menggalakkan sosialisasi
arti agama sebagai pemersatu masyarakat. Kedua, masyarakat secara aktif
hadir sebagai pemeran agama yang pro budaya. Ketiga, budaya berpancasila
perlu kembali dibangun dengan baik. Dan keempat, masyarakat perlu lebih
dewasa memaknai hakikat agama dan budaya.
Pesantren Berwawasan
Pendidikan Kebangsaan
Model
politik pesantren kebangsaan yang mengarah ada tiga dimensi. Pertama,
dimensi budi pekerti. Kedua, dimensi strategi koorporasi. Dan ketiga,
dimensi kesejahteraan umat.
Fiqih Politik Bahasa Santun
Kesantunan
berbahasa merupakan bagian dari seni, estetika dan etika bicara. Dalam pola
khusus, fiqih politik dapat dilakukan dengan tiga hal inti. Pertama,
bahasa santun sangat dipengaruhi oleh ragam bahasa individual. Kedua,
bahasa santun bergantung dengan gaya berbicara seseorang. Dan ketiga,
bahasa santun berhubungan erat dengan latar belakang pendidikan seseorang.
Memusuhi Radikalisme &
Tetap Mencintai Islam
Gerakan
radikal yang mendapatkan perlawanan dianggap membayakan (hingga disebut
teroris) karena melakukan lima hal. Pertama, melakukan aksi-aksi
terorisme yang membahayakan. Kedua, gerakan radikal ini mudah menuduh
orang yang tidak sepaham dengan istilah kafir (takfir). Ketiga, jihad
dalam istilah agama selalu dimaknai perang. Keempat, perlunya dibentuk
sistem khalifah dan negara Islam. Dan kelima, revolusi dengan cara
kekerasan.
Mengurai Masalah Radikalisme
Pendidikan Agama
Agama
merupakan manivestasi kemasyarakatan yang dipadukan dengan sikap, perilaku,
perkataan, dan persaudaraan yang bermoral.
Melatih Guru Agama
Jika bangsa
Indonesia memiliki pancasila, maka guru agama sangat perlu berkolaborasi dengan
guru pendidikan kewarganegaraan dalam menekankan jiwa kebangsaan. Untuk
mewujudkan cara pandang guru agama yang demikian, diperlukan usaha maksimal
dengan empat pola pendekatan. Pertama, pendekatan agama berbasis teoantroposentris.
Kedua, pendekatan pancasilais. Ketiga, pendekatan kemanusiaan.
Dan keempat, pendekatan kemajuan berasaskan anti konflik.
Indonesia Damai
Usaha
dibutuhkan cara mengurai masalah radikalisme di sekolah adalah dengan tiga hal.
Pertama, enyediakan bahan ajar yang tidak tendensius terhadap ideologi
Islam kanan. Kedua, mengajarkan agama secara komprehensif-konstruktif.
Dan ketiga, mengarahkan kegiatan keagamaan diluar kelas.
BAB IV
ISLAM
NUSANTARA CINTA DAMAI
Tradisi Damai Islam Nusantara
Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) patut kembali dijaga dengan semangat
menyatukan segala perbedaan. Salah satu hal yang dibutuhkan hari ini adalah
terkait penyatuan visi keagamaan. Istilah Islam nusantara tidak perlu lagi
diperdebatkan karena merupakan gerakan kedewasaan beragama. Sebab istilah
nusantara sendiri sudah masyhur sebelum dikenal istilah Indonesia.
Islam Nusantara: Dialog
Tradisi
Tradisi
Islam merupakan segala hal yang datang dari atau dihubungkan dengan atau
melahirkan jiwa Islam. Islam dapat menjadi kekuatan spiritual dan moral yang
mempengaruhi, memotivasi dan mewarnai tingkah laku individu.
Pribumisasi Islam
Menurut Gus
Dur pribumisasi Islam adalah rekonsiliasi antar budaya dan agama. Islam pribumi
juga sebagai jawaban dari Islam otentik yang memimpikan tiga hal. Pertama,
pribumi memiliki sifat kontekstual. Kedua, Islam pribumi bersifat progresif.
Dan ketiga, Islam pribumi memiliki karakter membebaskan.
Islam Nusantara Memaknai Agama
Faktual
Tiga hal
prinsip yang ada didalam kenyataan beragama. Pertama, adanya agama konseptual.
Kedua, adanya agama faktual. Dan ketiga, ada solusi agama.
Butuh Kejujuran
Belajar
kejujuran yang paling bagus adalah saat memasuki bulan Ramadhan, sebab
kejujuran umat Islam benar-benar diuji. Ada tiga model pendidikan kejujuran
yang ada dalam Ramadhan. Pertama, juju dengn dirinya sendiri. Kedua,
jujur terhadap masyarakat dan lembaga. Dan ketiga, jujur kapada Tuhan.
Memantapkan Kualitas Keilmuan
Santri
Rata-rata
kekhawatiran orang tua memondokkan anaknya diakibatkan lima hal: kondisi pondok
yang tidak bersih, pola asuh yang tidak rapi, belum siap memandirikan anaknya,
pelajaran agamanya sangat berat, dan belum jelas ijazahnya laku atau tidak.
Pesantren dengan bimbingan
Kementerian Agama sudah banyak mendapatkan workshop pengelolaan pesantren yang
meliputi: sanitasi, kesehatan, pola pembelajaran, manajemen dan mutu lulusan.
Dengan itu semua, tidak perlu dikhawatirkan mengenai kesan pesantren itu kumuh
dan tidak laku selesai mondok.
BAB V
PENUTUP
Penutup
Islam
Nusantara adalah gerakan pemikiran Islam dengan ciri khas Indonesia yang tidak
melupakan sejarah, budaya lokal, pelestarian tradisi dengan tetap berdasar pada
inti ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis. Islam Nusantara bertujuan
sangat mulia, yakni ingin menciptakan agama Islam sesuai visi kenabian dengan
mengajak seluruh umat Isalm bersatu padu menjaga kedamaian dunia.